Selasa, 27 Maret 2012

7 tokoh sosiologi klasik



A. AUGUSTE COMTE
Memiliki nama panjang Isidore Marie Auguste François Xavier Comte. Comte lahir pada tanggal 19 Januari 1789 di kota Monpellier di Perancis Selatan, dari orang tua yang menjadi pegawai kerajaan dan penganut agama Katolik yang saleh. Auguste Comte mengharapkan bahwa segala sesuatu harus dibuktikan secara ilmiah atau empiris.
Perjalanan Hidup dan Karya Comte serta Pandangannya tentang Ilmu Pengetahuan. Auguste Comte adalah seseorang yang untuk pertama kali memunculkan istilah “sosiologi” untuk memberi nama pada satu kajian yang memfokuskan diri pada kehidupan sosial atau kemasyarakatan. Saat ini sosiologi menjadi suatu ilmu yang diakui untuk memahami masyarakat dan telah berkembang pesat sejalan dengan ilmu-ilmu lainnya. Dalam hal itu, Auguste Comte diakui sebagai “Bapak” dari sosiologi.
Auguste Comte pada dasarnya bukanlah orang akademisi yang hidup di dalam kampus. Perjalanannya di dalam menimba ilmu tersendat-sendat dan putus di tengah jalan. Berkat perkenalannya dengan Saint-Simon, sebagai sekretarisnya, pengetahuan Comte semakin terbuka, bahkan mampu mengkritisi pandangan-pandangan dari Saint-Simon. Pada dasarnya Auguste Comte adalah orang pintar, kritis, dan mampu hidup sederhana tetapi kehidupan sosial ekonominya dianggap kurang berhasil. Comte menganut agama Humanitas, dia terpengaruh oleh Laurence.
Sosial Statics Dan Sosial Dynamics
1.      Menurut Comte social static adalah suatu studi tentang hukum-hukum aksi dan reaksi antara bagian-bagian dari suatu sistem sosial.
Social Static merupakan bagian yang paling elementer dari ilmu sosiologi, namun bukan merupakan bagian yang paling penting dari studi mengenai sosiologi karena merupakan hasil dari suatu pertumbuhan. Inilah yang kemudian oleh Comte di definisikan sebagai teori mengenai perkembangan dan kemajuan masyarakat manusia.
2.      Atas dasar tingkat perkembangan intelegensi manusia yang lebih tinggi dari binatang munculah dalam sosial dynamics maka adanya perkembangan masyarakat melalui 3 tahap, yaitu:
a.       Tahap Theologies : segala sesuatu dikaitkan dengan yang supernatural. Ada tiga tahap yakni :
  • Fetheism : segala hal yang terjadi bersumber dari supernatural dan semua benda mempunyai kekuatan jiwa.
  • Polytheism : percaya akan banyaknya dewa dan dipengaruhi oleh animeisme dan dinamisme.
  • Monotheism : gejala-gegala alam berpusat pada kekuatan tunggal yakni Yuhan Yanga Maha Esa.
b.      Tahap Metaphisik : perantaa dari teologis ke positive.
c.       Tahap Positvistis/Rasional/Ilmiah : segala sesuatu dibuktikan dengan data empiris. Seorang ilmuan tidak boleh dipengaruhi emosionalnya.
B. EMILE DURKHEIM
Lahir di Epinal di propinsi Lorraine di Perancis Timur pada 15 April 1858. Collective Consiusness merupakan dasar dari setiap teori-teori Emile Durkeim. Durkheim wafat tanggal 15 November 1917. The Diivision of Labor in Society (1893); The Rules of Sociological Method (1895); Suicede (1897); The Elementari Form of Religious Life (1912)
Teori yang dikemikakan oleh Emile Durkheim:
1. Fakta Sosial (The Rule Of Sociological Method)
Yaitu seluruh cara bertindak yang umum dipakai suatu masyarakat dan pada saat yang sama keberadaannya terlepas dari manifestasi-manifestasi individu.
2. Teori Bunuh Diri (Suicide)
Durkheim memusatkan perhatiannya kepada 3 macam kesatuan sosial yang pokok di dalam masyarakat, yaitu:
  • Bunuh diri di dalam kesatuan agama: rasa ingin menjadi pahlawan.
  • Bunuh diri di dalam kesatuan keluarga: rasa kolektivitas besar.
  • Bunuh diri dalam kesatuan politik.
Jenis bunuh diri:
a.       Bunuh diri egoistis (egoistic suicide)
Yaitu bunuh diri yang dilakukan oleh seseorang yang tidak dapat menolak role expectation (peranan yang diharapkan dari dirinya oleh masyarakat).
b.      Bunuh diri altruistik (altruistic suicide)
Yaitu seseorang melakukan bunuh diri karena merasa dirinya menjadi beban masyarakat, dan merasa kepentingan masyarakat lebih tinggi dibandingkan kepentingannya.
c.       Bunuh diri anomik (anomic suicide)
Yaitu bunuh diri yang dilakukan akibat tidak adanya aturan yang mengatur pola sikapnya.
d.      Bunuh diri fatalistik (fatalistic suicide)
Bunuh diri yang disebabkan oleh keadaan putus asa ataupun pasrah pada keadaan disekitarnya. Jika integrasi lemah, bunuh diri naik. Namun, jika integrasi kuat, bunuh diri rendah.

3. Teori Solidaritas (The Division of Labour in Society)
a.       Solidaritas mekanis (tidak terspesialisasi), ada pada masyarakat tradisional.
b.      Solidaritas organis (mulai terspesialisasi), ada pada masyarakat modern.
Konsekuensi dari mekanis ke organis yaitu individualisme mulai muncul.

4. Teori Tentang Agama (The Elementary Froms of Religious Life)
Asal mula agama adalah dari masyarakat itu sendiri. Setiap masyarakat selalu membedakan mengenai hal-hal yang dianggap duniawiyah. Terhadap hal-hal yang dianggap suci manusia selalu membeda-bedakan dengan yang tidak dianggap suci.
Agama merupakan perwujudan dari Collective Consciousness sekalipun selalu ada perwujudan-perwujudan yang lain. Dua hal pokok dalam agama menurut beliau yakni apa yang disebut kepercayaan dan apa yang disebut ritus atau upacara-upacara. Kepercayaan adalah merupakan bentuk dari pikiran dan upacara-upacara atau ritus merupakan tindakan.
C. KARL MARX
Dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1818 di kota Trier di tepi sungai Rhine, beliau seorang keturunan orang borjuis. Namun, Marx dikenal sebagai penentang kaum borjuis. Buku Karl Marx yang  tentang pertentangan kelas. Kelas menurutàterkenal yaitu Das Kapital Marx adalah motor dari segala perubahan serta kemajuan. Hubungan sosial menurut Marx didasarkan posisi masing-masing terhadap sarana produksi.
Teori-teori Karl Marx:
a.       Teori Dialektika
Suatu pandangan mengenai pertentangan antara tesisi dan anti tesisi titik temunya akan membentuk tesis baru yang bertentangan begitu seterusnya atau pertentangan antara dus kelas yakni kelas yang memiliki dan menguasai alat produksi dan kelas yang tidak memiliki dan menguasai alat produksi, hal ini akan berjalan terus kalau belum terbentuk masyarakat utopia (masyarakat sosialis atau komunis).
b. Dinamika Perubahan Sosial
perubahan masyarakat melalui revolusioner dimulai dari:
a.       Tradisional/property: hunting and fishing
b.      Feodal : tanah sudah mengenal sewa
c.       Kapitalis : kapital majikan yang menguasai alat-alat produksi dengan buruh di lain pihak.
d.Sosialis : yang mempunyai hak milik adalah negara (state). Suatu masa transisi menuju komunis. Pada tahap ini masih ada negara yang mengatur, maka muncul birokrasi rakyat atau dictator ploretariat setelah negara dilebur, maka munculah komunis.
e.Komunis : cita-cita tidak mempunyai kuasa dan yang dikuasai. Masyarakat komunis melihat ini sebagai suatu ideology yang harus dilaksanakan. Komunis yang melahirkan masyarakat: tanpa kelas, tanpa milik, tanpa kekuasaan dan tanpa perbedaan
3. Teori Kelas
Yaitu sekelompok orang-orang yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama dalam organisasi produksi. Ada tiga kelas masyarakat menurut Marx yaitu:
a. Kelas pemilik tanah
b. Kelas pemilik modal
c. Kelas pekerja 
4. Teori Alienasi
Bahwa kelangsungan hidup manusia serta pemenuhan kebutuhannya tergantung pada kegiatan produktif, dimana orang terlibat dalam mengubah lingkungan fisiknya tetapi sebagai konsekwensinya bahwa manusia harus menyesuaikan diri dengan produksinya itu yang membatasinya sebagai manusia walaupun manusialah yang menciptakan.
Empat unsur dasar alienasi:
a.       Pekerja di dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari aktivitas produksi mereka.
b.      Pekerja tidak hanya teralienasi dari aktivitas produksi tetapi juga dari tujuan aktivitas tersebut/ produk.
c.       Pekerja dalam kapitalisme teralienasi dari sesama pekerja.
d.      Pekerja dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari potensi kemanusian mereka sendiri.
D. MAX WEBER
Weber adalah seorang sosiolog yang ahli kebudayaan, ahli politik, hukum, bahkan ekonomi. Weber merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara, lahir pada tanggal 21 April 1864 di Erfurt Jerman. Ia meninggal dunia pada 14 Juni 1920 ketika mengerjakan karya terpentingnya yakni Economy and Society. Dari sekian banyak karyanya yang termasyur antara lain: Wirtschaft und Gessellschaft; Gesammelte Aufsatze zur Wissenschaftlehre. Karyanya yang paling fenomenal yakni Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism.
Teori yang dikemukakan oleh Weber adalah kelas dan status,  kekuasaan, dan rasionalitas.
1. Tindakan Sosial
Beliau menganggap sosiologi adalah suatu ilmu yang berusaha memahami tindakan-tindakan sosial dengan menguraikannya dengan menerangkan sebab-sebab tindakan tersebut. Weber memisahkan empat tindakan sosial di dalam sosiologinya, yaitu apa yang disebutnya dengan:
a.       Rasional instrumental (zweck rational) yakni tindakan sosial yang menyandarkan diri pada pertimbangan-pertimbangan manusia yang rasional ketika menanggapi lingkungan eksternalnya.
b.      Rasional berorientasi nilai (wert rational) yakni suatu tindakan sosial yang menyandarkan diri pada suatu nilai-nilai absolut tertentu.
c.       Afektif/ affectual: yaitu suatu tindakan sosial yang timbul karena doronan atau motivasi yang sifatnya emosional.
d.      Tradisional yaitu tindakan yang didorong dan berorientasi kepada tradisi masa lampau.
2. Teori Kekuasaan dan Wewenang
Kekuasaan menurut weber adalah kemampuan untuk memaksakan kehendak meskipun sebenarnya mendapat tentangan atau tantangan dari orang lain.
Tiga jenis legitimasi atau wewenang menurut Weber:
a.       Wewenang tradisional
Berlandas pada kepercayaan yang mapan terhadap kekudusan, tradisi zaman, serta legitimasi status berdasarkan otoritas.
b.      Wewenang kharismatik
Mutu luar biasa yang dimiliki seseorang dan tidak dimiliki oleh orang lain.
c.       Wewenang rasional – legal
Berdasar pada komitmen terhadap seperangkat aturan yang diundangkan secara resmi dan diatur secara impersonal (resmi dan umum).
3. Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme
Dimana weber meneliti berbagai agama yang ada di dunia dan menemukan sebuah kesamaan dimana keluarga atau negara yang mayoritas memeluk agama Protestan memiliki konsep hidup hemat dan cenderung menjadi lebih kaya dari pada negara yang mayoritas memiliki agama lain. Di awal periode  kapitalisme, agen terpenting adalah orang protestan. Dan ini diteliti oleh Max Weber  khususnya dalam penggerak kapitalisme, yang salah satunya adalah keyakinan agama mereka yang mengahsilkan motivasi aktivitas pro kapitalis yang berorientasi pada kehidupan duniawi.
E. GEORG SIMMEL
Lahir tahun 1858 di pusat kota Berlin, ayahnya seorang pedagang Yahudi kaya. Simmel menerima gelar doctor dari Universitas Berlin tahun 1881 dan mulai mengajar di sana tahun 1885. Selama lima belas tahun dia tetap sebagai dosen-privat (privatdozent, yakni dosen yang tidak dibayar yang gajinya berdasarkan pembayaran mahasiswa). Kemudian dia menerima gelar “Profesor Luar Biasa”, tetapi hanya merupakan kehormatan belaka tanpa kompensasi uang. Simmel akhirnya meninggalkan Universitas Berlin tahun 1914, untuk menerima posisi sebagai profesor penuh pada Universitas Strasbourg, namun malang kehidupan akademisnya segera terhenti karena pecah perang.
Karya atau pemikiran-pemikiran Simmel terpengaruh dari beberapa tokoh. Dalam karyanya On Social Differentiation, Simmel terpengaruh dari model evolusi Spencer. Pembedaan Simmel antara bentuk dan isi terpengaruh pada Filsafat Kant, yaitu seorang ahli filsafat dari Jerman. Pemikiran dialektis yang dikemukakan Simmel merupakan pengaruh analisa dialektik dari Hegel.
Teori-teori Simmel yaitu:
a. Pemikiran Dialektis.
Yaitu suatu pemikiran dimana individu memiliki hubungan yang bersifat dualistis. Disatu pihak dia merupakan anggota masyarakat dan disosialisasikan di dalam masyarakat tersebut, tetapi pada waktu yang sama dia juga menentang masyarakat itu sendiri. Pemikiran Dialektik merupakan salah satu teori Simmel yang paling terkenal.
b. Interaksi Sosial.
Simmel mencoba membedakan bentuk dan isi dari interaksi. Bentuk yang dibedakan dari isinya disebut Sosiabilita. Selain sosiabilita, Simmel juga membedakan tentang Superordinasi dan Subordinasi.
Tiga wilayah masalah dalam sosiologi menurut Simmel yaitu:
a.       Sosiologi murni, tentang variabel-variabel sosialisasi dan interaksi.
b.      Sosiologi umum yang membahas produk sosial dan cultural.
c.       Sosiologi filosofis.
F. HERBERT SPENCER
Dilahirkan di kota Derby Inggris pada 27 April 1820 dan meninggal pada tahun 1930. Spencer membagi masyarakat menjadi dua tipe yaitu masyarakat industri dan masyarakat militer. Herbert terpengaruh oleh teori Darwinisme hingga munculah teori Darwinisme Sosial atas perkenalan Spencer dengan istilah Survival of the Fittest.
1. Teori Darwinisme Sosial (perkembangan masyarakat) :
a.          Struggule of life
b.      Survival of the vitaes; bagaimana masyarakat dapat bertahan dari tantangan dan situasi.
c.          Natural selection; adanya seleksi alam
d.      Progress
Dalam perkembangannya dalam masyarakat terjadilah empat tahap dalam proses penggabungan teori:
a.       Penggandaan (penambahan)
b.      Kompleksifikasi
c.       Pembagian/ diferensiasi
d.      Pengintegrasian
2. Kebenaran Universal
a.          Adanya materi yang dapat rusak
b.      Adanya kesinambungan gerak
c.          Adanya tenaga dan kekuatan yang terus menerus.
G. FERDINAND TONNIES
Ferdinand Tonnies lahir pada tahun 1855 dan wafat pada tahun 1936. Ia merupakan salah seorang sosiolog Jerman yang turut membangun institusi terbesar yang sangat berperan dalam sosiologi Jerman. Ferdinand Tonnies memiliki berbagai karya diantaranya Gemeinschaft dan Gesellschaft (yang dipublikasikan pertamakali pada tahun 1887)
1. Teori Masyarakat
a.          Zweckwille, yaitu kemauan rasional yang hendak mencapai suatu tujuan. Zweckwille, apabila orang hendak mencapai suatu tujuan tertentu dan mengambil tujuan rasional kearah itu. Lebih menonjol di kalangan pedagang, ilmuwan dan pejabat-pejabat umumnya orang tua yang bersikap lebih rasional dan berkepala dingin daripada orang muda.
b.      Kurwille, yaitu dorongan batin berupa perasaan. Triebwille bersumber pada selera perasaan, kecenderungan psikis, kebutuhan biotis, tradisi atau keyakinan orang. paling menonjol dikalangan petani, orang seniman, rakyat sederhana, khususnya wanita dan generasi muda.
2. Gemeinschaft dan Gesselchaft
a.         Teori Gemeinschaft (paguyuban)
Merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal.
b.      Teori Gesselschaft (patembayan)
Merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin.
3. Teori evolusi tanpa kemajuan
Evolusi terjadi secara berlawanan dengan kebutuhan manusia, lebih menuju kearah memperburuk ketimbang meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
4. Teori nilai
Menurut Tonnies, “Kehidupan bersama berasal dari kemauan manusia.” tentang bagaimana etika yang ada dalam masyarakat dan bagaimana estetika yang di hargai
IBNU KHALDUN (1332-1406 )
A. Latar Belakang Pendidikan Ibnu Khaldun
Seorang sarjana sosiologi dari Italia, Gumplowiez melalui penelitiannya yang cukup panjang, berpendapat, ”Kami ingin membuktikan bahwa sebelum Auguste Comte (1798-1857M) dan Giovani Vico (1668-1744M) telah datang seorang muslim yang tunduk pada ajaran agamanya. Dia telah mempelajari gejala-gejala sosial dengan akalnya yang cemerlang. Apa yang ditulisnya itulah yang kini disebut sosiologi. (Gumplowiez, Ibnu Khaldun, Arabischersoziologe des 14 jahrundert. Dalam ‘Sociologigsche Essays:PP.201-202).
Sejarawan dan Bapak Sosiologi Islam ini dari Tunisia. Ia keturunan Yaman dengan nama lengkapnya Waliuddin bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin Al Hasn. Namun ia lebih dikenal dengan nama Ibnu Khaldun. Keluarganya berasal dari Hadramaut (kini Yaman) dan silsilahnya sampai pada seorang sahabat Nabi Muhammad Nabi Muhammad SAW. bernama Wail bin Hujr dari kabilah Kindah, salah seorang cucu Wail, Khalid bin Usman, memasuki daerah Andalusia bersama orang-orang arab penakluk pada tahun ke-3 H(9 M). Anak cucu Khalid bin Usman membentuk satu keluarga besar bernama Bani Khaldun, dari bani inilah asal nama Ibnu Khaldun.
Ia lahir di Tunisia pada tanggal 27 Mei 1332 M (1 Ramadhan 732 H), tetapi sebenarnya ia dari Seville,Spanyol. Sejak kecil, ia sudah hafal Al-Qur’an. Di tanah kelahirannya itu ia mempelajari syari’at (tafsir, hadits, tauhid, fiqih) fisika dan matematika. Saat itu Tunisia telah menjadi pusat perkembangan ilmu di Afrika Utara.
Sejak usia muda,ia sudah mengikuti kegiatan politik praktis. Situasi politik yang tidak menentu di Tunisia, menyebabkan Ibnu Khaldun melakukan pengembaraan dari Maroko sampai Spanyol. Pada tahun 1375, beliau pindah ke Granada, Spanyol. Karena keadaan politik Granada tidak stabil ia menetap di Qal’at Ibnu Salamah di daerah Tilmisan,ibukota Maghrib Tengah (Aljazair) dan meninggalkan dunia politik praktis.
Tahun 746 H, studinya terhenti akibat terjangkitnya penyakit Pes di sebagian besar belahan dunia bagian timur dan bagian barat. Banyak korban akibat dari penyakit yang sedang melanda itu. Karena situasinya berubah, akhinya Ibnu Khaldun mencari kesibukan kerja serta mengikuti jejak kakeknya untuk terjun ke dunia politik. Berkat komunikasinya dengan tokoh-tokoh dan ulama terkemuka setempat telah banyak membantunya mencapai jabatan tinggi.
B. Pemikiran Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun mengemukakan pemikiran baru yang menyatakan bahwa sistem sosial manusia dapat berubah seiring dengan kemampuan pola berpikir mereka, keadaan muka bumi di sekitar mereka, pengaruh iklim, makanan, emosi serta jiwa manusia itu sendiri.
Beliau juga berpendapat bahwa pola pemikiran masyarakat berkembang secara bertahap yang dimulai dari tahap primitif, pemilikan, peradaban, kemakmuran dan kemunduran (keterpurukan). Pemikiran Ibnu Khaldun dikagumi oleh tokoh sejarah keturunan Yahudi, Prof. Emeritus, Dr. Bernerd Lewis yang mengukuhkan tokoh ilmuwan itu sebagai ahli sejarah arab yang hebat pada abad pertengahan.
Felo Amat Utama Akademik Institut Antarbangsa Pemikiran dan Ketamadunan (ISTAC), University Islam Antarbangsa Malaysia (UIAM), Muhammad Uthman El-Muhammady juga melihat pendekatan (pemikiran) Ibnu Khaldun secara mendunia.
Karya Ibnu Khaldun yang menakjubkan (Mukaddimah) membuat beliau mendapat gelar Prolegomena atau pengenalan pada berbagai ilmu perkembangan kehidupan manusia di kalangan ilmuwan barat. Dari situ, Ibnu Khaldun mengutarakan pandangannya untuk memperbaiki kesalahan dalam kehidupan, menjadikan karya beliau seperti ensiklopedia yang mengisahkan berbagai perkara dalam kehidupan sosial manusia.
Kajian yang dilakukan Ibnu Khaldun tidak hanya mencakup kisah kehidupan masyarakat saat itu, tetapi juga merangkum sejarah umat terdahulu. Selain sebagai ilmuwan dalam bidang ilmu sosial, Ibnu Khaldun mampu menjalankan tugas dengan baik saat dilantik sebagai kadi (wali agama) ketika menetap di Mesir. Kebijaksanaan beliau mendorong Sultan Burquq yaitu Sultan Mesir pada waktu itu, memberi gelar Waliuddin kepada Ibnu Khaldun.
Ibnu Khaldun juga memajukan konsep ekonomi, perdagangan, kebebasan, beliau terkenal karena hasil kerjanya dalam bidang sosiologi, astronomi, numerologi, kimia serta sejarah. Beliau berpendapat bahwa tugas kerajaan hanya mempertahankan rakyatnya dari kejahatan, melindungi harta rakyat, memberantas penipuan dalam perdagangan dan mengurus pemasukan kas negara (upeti/ pajak).
Pemerintah juga melaksanakan kepemimpinan politik yang bijaksana dengan keterpaduan sosial dan kekuasaan tanpa adanya paksaan.
Dari segi ekonomi, Ibnu Khaldun memajukan teori nilai dan keterkaitan hubungan dengan tenaga kerja, mengenalkan pembagian kerja, membantu pemasaran terbuka,menyadari kesan dinamik permintaan dan modal penjualan serta keuntungan.
Wacana atau pemikiran Ibnu Khaldun juga diterapkan dalam kehidupan masyarakaat modern yang ingin mengimbangi pembangunan fisik dan spiritual. Secara teori,ilmu itu dikaitkan dengan persoalan manusia dalam masyarakat dan para ahli sosiologi berharap ilmu itu dapat menjalin keterpaduan serta membentuk pembenahan krisis moral yang dihadapi masyarakat saat ini.
Walaupun istilah sosiologi ditemukan oleh tokoh sosiologi kelahiran Perancis abad ke 19 yaitu Auguste Comte, tetapi kajian mengenai kehidupan sosial manusia sudah diurai oleh Ibnu Khaldun dalam kitabnya Mukaddimah, 500 tahun lebih awal, pada usianya 36 tahun.
C. Karya-karya Ibnu Khaldun
Sebagai sejarawan dan filsuf, ia memusatkan perhatiannya pada kegiatan menulis dan mengajar. Saat itulah karya besar lahir dari tangannya, yaitu :
1. Sebuah kitab Al-Ibrar wa Diwan Al-Mubtada’ wa Al-Khabar fi Ayyamal Al-‘Arab wa Al-Ajam wa al-Barbar atau yang sering disebut Al-Ibrar (Sejarah Umum), terbitan Kairo tahun 1284. Kitab ini terdiri atas 7 jilid yang berisi tentang kajian sejarah yang didahului oleh Muqaddimah (jilid I), yang berisi tentang pembahasan masalah-masalah sosial manusia.
2. Muqaddimah (yang sebenarnya merupakan pembuka kitab Al-Ibrar) popularitasnya melebihi kitab itu sendiri. Muqaddimah membuka jalan menuju pembahasan ilmu-ilmu sosial. Menurut pendapatnya, politik tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan, dan masyarakat dibedakan atas masyarakat desa (hadarah) dan kota (badawah). Oleh karena itu Ibnu Khaldun dianggap sebagai peletak dasar ilmu-ilmu sosial dan politik Islam.
3. Sejumlah kitab yang bernilai tinggi diantaranya At-Ta’rif bi Ibn Khaldun (autobiografi, catatan dan kitab sejarahnya) dan kitab teologi yaitu Lubabal Al-Muhassal Afkar Usul Ad-Din (ringkasan dari kitab Muhassal Afkar Al-Muttaqaddimin wa Al-Muta’akhirin karya Imam Fakhrudi Ar-Razi dan memuat pendapatnya tentang masalah teologi).
D. Pengertian Sosiologi
Dalam Muqaddimah ini pula Ibnu Khaldun menampakkan diri sebagai ahli sosiologi dan sejarah. Menurutnya sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang solidaritas sosial. Teori pokoknya dalam sosiologi umum dan politik adalah konsep ashabiyah (solidaritas sosial). Asal-usul solidaritas sosial adalah ikatan darah yang disertai kedekatan hidup bersama. Hidup bersama juga dapat mewujudkan solidaritas yang sama kuat dengan ikatan darah. Menurutnya, solidaritas sosial sangat kuat terlihat dalam masyarakat pengembara, karena corak kehidupan mereka yang unik dan kebutuhan mereka untuk saling membantu. Relevansi teori ini misalnya dapat ditemukan pada teori-teori tentang konsiliasi kelompok-kelompok sosial dalam menyelesaikan konflik tantangan tertentu. Relevansi teori Khaldun, misalnya juga dapat ditemukan dalam teori Ernest Renan tentang kelahiran bangsa. Tantangan yang dihadapi masyarakat pengembara dalam teori Khaldun tampaknya,meski tidak semua, paralel dengan “kesamaan sejarah” embrio bangsa dalam teori Ernest Renan. Kebutuhan untuk saling membantu mengatasi tantangan ini juga me miliki relevansi dalam kajian psikologi sosial terutama berkenaan dengan kebutuhan untuk mengikatkan diri dengan borang lain atau kelompok sosial yang lazim disebut afiliasi.
TEORI
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.[1].
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta .[2] Selain itu, berbeda dengan teorema, pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan kesimpulan pada pembuktian matematika.
Sedangkan secara lebih spesifik di dalam ilmu sosial, terdapat pula teori sosial. Neuman mendefiniskan teori sosial adalah sebagai sebuah sistem dari keterkaitan abstraksi atau ide-ide yang meringkas dan mengorganisasikan pengetahuan tentang dunia sosial.[3]. Perlu diketahui bahwa teori berbeda dengan idiologi, seorang peneliti kadang-kadang bias dalam membedakan teori dan ideologi. Terdapat kesamaan di antara kedunya, tetapi jelas mereka berbeda. Teori dapat merupakan bagian dari ideologi, tetapi ideologi bukan teori. Contohnya adalah Aleniasi manusia adalah sebuah teori yang diungkapakan oleh Karl Marx, tetapi Marxis atau Komunisme secara keseluruhan adalah sebuah ideologi.
Dalam ilmu pengetahuan, teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan). Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan (misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak pengamatan dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan.
Istilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang diramalkan oleh suatu teori namun belum pernah terpengamatan. Sebagai contoh, sampai dengan akhir-akhir ini, lubang hitam dikategorikan sebagai teoritis karena diramalkan menurut teori relativitas umum tetapi belum pernah teramati di alam. Terdapat miskonsepsi yang menyatakan apabila sebuah teori ilmiah telah mendapatkan cukup bukti dan telah teruji oleh para peneliti lain tingkatannya akan menjadi hukum ilmiah. Hal ini tidaklah benar karena definisi hukum ilmiah dan teori ilmiah itu berbeda. Teori akan tetap menjadi teori, dan hukum akan tetap menjadi hukum.[4]

Elemen Teori

1. 1 pendapat yg didasarkan pd penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi; 2 penyelidikan eksperimental yg mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi: -- tt kejadian bumi; -- tt pembentukan negara; 3 asas dan hukum umum yg menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan: -- mengendarai mobil; -- karang-mengarang; -- hitung dagang; 4 pendapat, cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu: -- nya memang mudah, tetapi praktiknya sukar;

Di dalam sebuah teori terdapat beberapa elemen yang mengikutinya. Elemen ini berfungsi untuk mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut. Elemen pertama yaitu konsep. Konsep adalah sebuah ide yang diekspresikan dengan symbol atau kata.[5]. Konsep dibagi dua yaitu, simbol dan definisi.Dalam ilmu alam konsep dapat diekspresikan dengan simbol-simbol seperti, ”∞” = tak terhingga, ”m”= Massa, dan lainya. Akan tetapi, kebanyakan di dalam ilmu sosial konsep ini lebih diekspresikan dengan kata-kata tidak melalui simbol-simbol. Menurut Neuman kata-kata juga merupakan simbol karena bahasa itu sendiri adalah simbol. Karena mempelajari konsep dan teori seperti mempelajari bahasa. Konsep selalu ada di mana pun dan selalu kita gunakan.[6]. Misalnya kita membicarakan tentang pendidikan. Pendidikan merupakan suatu konsep, ia merupakan ide abstrak yang hanya di dalam pikiran kita saja.
Elemen kedua yaitu Scope [7]. Dalam teori seperti yang dijelaskan di atas memiliki konsep. Konsep ini ada yang bersifat abstrak dan ada juga yang bersifat kongkret. Teori dengan konsep-konsep yang abstrak dapat diaplikasikan terhadap fenomena sosial yang lebih luas, dibanding dengan teori yang memiliki konsep-konsep yang kongkret. Contohnya, teori yang diungkapkan oleh Lord Acton ”kekuasaan cenderung dikorupsikan”. Dalam hal ini kekuasaan dan korupsi ada pada lingkup yang abstrak. Kemudian kekuasaan ini dalam lingkup kongkret sepeti presiden, raja, jabatan ketua RT,dll. Dan korupsi dalam lingkup kongkret seperti korupsi uang. .[8].
Elemen ketiga adalah relationship. Teori merupakan sebuah relasi dari konsep-konsep atau secara lebih jelasnya teori merupakan bagaimana konsep-konsep berhubungan. Hubungan ini seperti pernyataan sebab-akibat (causal statement) atau proposisi. Proposisi adalah sebuah pernyataan teoritis yang memperincikan hubungan antara dua atau lebih variable, memberitahu kita bagaimana variasi dalam satu konsep dipertangggung jawabkan oleh variasi dalam konsep yang lain. Ketika seorang peneliti melakukan tes empiris atau mengevaluasi sebuah hubungan itu, maka hal ini disebut sebuah hipotesa. Sebuah teori sosial juga terdiri dari sebuah mekanisme sebab akibat, atau alasan dari sebuah hubungan, sedangkan mekanisme sebab akibat adalah sebuah pernyataan bagaimana sesuatu bekerja.
Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.

Tiga hal yang perlu diperhatikan jika kita ingin mengenal lebih lanjut tentang teori adalah:
  1. Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah didefinisikan secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secara jelas
  2. Teori menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas
  3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable yang saling berhubungan.
 Berikut ini adalah definisi dan pengertian teori menurut beberapa ahli:

# JONATHAN H. TURNER
Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi


# LITTLEJOHN & KAREN FOSS
Teori merupaka sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena


# KERLINGER

Teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang mengandung suatu pandangan sistematis dari suatu fenomena.


# NAZIR
Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian.


# STEVENS
Teori adalah suatu pernyataan yang isinya menyebabkan atau mengkarakteristikkan beberapa fenomena


# FAWCETT
Teori adalah suatu deskripsi fenomena tertentu, suatu penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau ramalan tentang sebab akibat satu fenomena pada fenomena yang lain.


# TRAVERS
a theory consist of generalizations intended to explain phenomena and that the generalizations must be predictive. Teori terdiri dar generalisasi yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi sebuah fenomena


# EMORY - COOPER
Teori merupakan suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variable yang berkaitan satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan , sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu


# CALVIN S. HALL & GARDNER LINZEY
Teori adalah hipotesis (dugaan sementara) yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti


# KING
Teori adalah sekumpulan konsep yang ketika dijelaskan memiliki hubungan dan dapat diamati dalam dunia nyata


# MANNING
Teori adalah seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan seperangkat variabel satu sama lain. Teori akan menghasilkan ramalan-ramalan yang dapat dibandingkan dengan pola-pola yang diamati.

TEORI-TEORI SOSIOLOGI MODERN

Teori sosiologi modern merupakan mata kuliah lanjutan dari teori sosiologi klasik. Seperti halnya mata kuliah teori sosiologi klasik, mata kuliah ini pun membahas mengenai tokoh-tokoh sosiologi yang mengembangkan teori-teori sosiologi. Pada bagian awal buku materi pokok mata kuliah ini dibahas tiga paradigma sosiologi, yaitu paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial, dan paradigma perilaku sosial.
Tokoh teori fungsionalisme yang dibahas dalam buku materi pokok ini adalah Talcott Parsons dan Robert K. Merton. Kedua tokoh ini dibahas masing-masing dalam Modul 2 dan 3. Teori fungsionalisme menekankan pemikirannya pada analogi antara struktur masyarakat dengan organisme biologis, sedangkan tokoh dari teori konflik dibahas dalam Modul 4 dan 5, pemikiran yang dibahas adalah pemikiran teori konflik dari Ralf Dahrendorf dan Lewis Coser. Teori konflik lebih menekankan pada pertentangan antarkelas untuk memperebutkan sumber daya yang langka. Pada Modul 6 dibahas mengenai teori pertukaran sosial dari George C. Homans dan Peter M. Blau. Teori pertukaran menekankan pada prinsip pertukaran yang terjadi dalam proses interaksi sosial di masyarakat.
Buku materi pokok mata kuliah teori sosiologi modern ini lebih banyak memfokuskan pembahasan mengenai teori interaksionisme simbolik. Teori interaksionisme simbolik menekankan pada penggunaan simbol-simbol dalam interaksi sosial. Teori interaksionisme ini mulai dibahas dalam Modul 7, yang membahas teori dari William James, Charles Horton Cooley, dan John Dewey. Pada Modul 8 dibahas teori interaksionisme menurut George Herbet Mead, dan pada Modul 9 dibahas teori interaksionisme simbolik menurut William Issac Thomas dan Herbert Blumer. Pembahasan teori interaksionisme simbolik diakhiri dengan teori interaksionisme dari Erving Goffman dan Peter L. Berger.
Pembahasan buku materi pokok ini diakhiri dengan pemikiran postmodernisme dan teori feminisme kontemporer. Pembahasan postmodernisme terdapat dalam Modul 11, yang membahas mengenai batasan pemikiran postmodernisme, aspek budaya masyarakat postmodern, dan tokoh-tokoh pemikiran postmodernisme, sedangkan teori feminisme kontemporer sebagai modul terakhir membahas mengenai teori-teori sosiologi yang berkaitan dengan masalah gender dan teori-teori feminisme yang berkembang dalam masyarakat.
Paradigma Sosiologi dan Teori Pendekatannya
Rangkuman  
Paradigma adalah suatu pandangan yang fundamental (mendasar, prinsipiil, radikal) tentang sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dalam ilmu pengetahuan. Kemudian, bertolak dari suatu paradigma atau asumsi dasar tertentu seorang yang akan menyelesaikan permasalahan dalam ilmu pengetahuan tersebut membuat rumusan, baik yang menyangkut pokok permasalahannya, metodenya agar dapat diperoleh jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut George Ritzer paradigma dalam sosiologi, yaitu (1) paradigma fakta sosial yang menyatakan bahwa struktur yang terdalam masyarakat mempengaruhi individu; (2) paradigma definisi sosial yang menyatakan bahwa pemikiran individu dalam masyarakat mempengaruhi struktur yang ada dalam masyarakat. Dalam hal ini sekalipun struktur juga berpengaruh terhadap pemikiran individu, akan tetapi yang berperanan tetap individu dan pemikirannya; (3) paradigma perilaku sosial yang menyatakan bahwa perilaku keajegan dari individu yang terjadi di masyarakat merupakan suatu pokok permasalahan. Dalam hal ini interaksi antarindividu dengan lingkungannya akan membawa akibat perubahan perilaku individu yang bersangkutan.
Paradigma dalam sosiologi sebagaimana dikemukakan tersebut akan menyebabkan adanya berbagai macam teori dan metode dalam pendekatannya.
Rangkuman  
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan bersama dalam masyarakat. Dalam masyarakat terdapat individu, keluarga, kelompok, organisasi, aturan-aturan dan lembaga-lembaga, yang kesemuanya itu merupakan suatu kebulatan yang utuh. Dalam hal ini sosiologi ingin mengetahui kehidupan bersama dalam masyarakat, baik yang menyangkut latar belakang, permasalahan dan sebabmusababnya. Untuk mengetahui kehidupan bersama tersebut diperlukan suatu teori.
Lahirnya sosiologi dihubungkan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di Eropa Barat, baik yang menyangkut tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad XV, perubahan sosial politik, reformasi Martin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya ilmu pengetahuan modern, berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri, adanya Revolusi Industri maupun Revolusi Perancis.
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan bersama dalam masyarakat akan senantiasa berkembang terus, terutama apabila masyarakat menghadapi ancaman terhadap pedoman yang pada masanya telah mereka gunakan. Krisis yang demikian cepat atau lambat akan melahirkan pemikiran sosiologis.
Bertolak dari kenyataan yang demikian dapatlah dikatakan bahwa pemikiran-pemikiran sosiologis terjadi sejak awal XVIII berkenaan dengan adanya industrialisasi, urbanisasi,
Rangkuman  
Teori adalah seperangkat pernyataan-pernyataan yang secara sistematis berhubungan atau sering dikatakan bahwa teori adalah sekumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling kait-mengait yang menghadirkan suatu tinjauan sistematis atas fenomena yang ada dengan menunjukkan hubungan yang khas di antara variabel-variabel dengan maksud memberikan eksplorasi dan prediksi. Di samping itu, ada yang menyatakan bahwa teori adalah sekumpulan pernyataan yang mempunyai kaitan logis, yang merupakan cermin dari kenyataan yang ada mengenai sifat-sifat suatu kelas, peristiwa atau suatu benda.
Teori harus mengandung konsep, pernyataan (statement), definisi, baik itu definisi teoretis maupun operasional dan hubungan logis yang bersifat teoretis dan logis antara konsep tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam teori di dalamnya harus terdapat konsep, definisi dan proposisi, hubungan logis di antara konsep-konsep, definisi-definisi dan proposisi-proposisi yang dapat digunakan untuk eksplorasi dan prediksi.
Suatu teori dapat diterima dengan dua kriteria pertama, yaitu kriteria ideal, yang menyatakan bahwa suatu teori akan dapat diakui jika memenuhi persyaratan. Kedua, yaitu kriteria pragmatis yang menyatakan bahwa ide-ide itu dapat dikatakan sebagai teori apabila mempunyai paradigma, kerangka pikir, konsep-konsep, variabel, proposisi, dan hubungan antara konsep dan proposisi.
Teori Fungsionalisme Talcott Parsons
Rangkuman  
Talcott Parsons adalah seorang sosiolog kontemporer dari Amerika yang menggunakan pendekatan fungsional dalam melihat masyarakat, baik yang menyangkut fungsi dan prosesnya. Pendekatannya selain diwarnai oleh adanya keteraturan masyarakat yang ada di Amerika juga dipengaruhi oleh pemikiran Auguste Comte, Emile Durkheim, Vilfredo Pareto dan Max Weber. Hal tersebut di ataslah yang menyebabkan Teori Fungsionalisme Talcott Parsons bersifat kompleks.
Asumsi dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural, yaitu bahwa masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian masyarakat adalah merupakan kumpulan sistem-sistem sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling ketergantungan.
Teori Fungsionalisme Struktural yang mempunyai latar belakang kelahiran dengan mengasumsikan adanya kesamaan antara kehidupan organisme biologis dengan struktur sosial dan berpandangan tentang adanya keteraturan dan keseimbangan dalam masyarakat tersebut dikembangkan dan dipopulerkan oleh Talcott Parsons.
Rangkuman  
Teori Fungsionalisme Struktural yang dibangun Talcott Parsons dan dipengaruhi oleh para sosiolog Eropa menyebabkan teorinya itu bersifat empiris, positivistis dan ideal. Pandangannya tentang tindakan manusia itu bersifat voluntaristik, artinya karena tindakan itu didasarkan pada dorongan kemauan, dengan mengindahkan nilai, ide dan norma yang disepakati. Tindakan individu manusia memiliki kebebasan untuk memilih sarana (alat) dan tujuan yang akan dicapai itu dipengaruhi oleh lingkungan atau kondisi-kondisi, dan apa yang dipilih tersebut dikendalikan oleh nilai dan norma.
Prinsip-prinsip pemikiran Talcott Parsons, yaitu bahwa tindakan individu manusia itu diarahkan pada tujuan. Di samping itu, tindakan itu terjadi pada suatu kondisi yang unsurnya sudah pasti, sedang unsur-unsur lainnya digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Selain itu, secara normatif tindakan tersebut diatur berkenaan dengan penentuan alat dan tujuan. Atau dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa tindakan itu dipandang sebagai kenyataan sosial yang terkecil dan mendasar, yang unsur-unsurnya berupa alat, tujuan, situasi, dan norma. Dengan demikian, dalam tindakan tersebut dapat digambarkan yaitu individu sebagai pelaku dengan alat yang ada akan mencapai tujuan dengan berbagai macam cara, yang juga individu itu dipengaruhi oleh kondisi yang dapat membantu dalam memilih tujuan yang akan dicapai, dengan bimbingan nilai dan ide serta norma. Perlu diketahui bahwa selain hal-hal tersebut di atas, tindakan individu manusia itu juga ditentukan oleh orientasi subjektifnya, yaitu berupa orientasi motivasional dan orientasi nilai. Perlu diketahui pula bahwa tindakan individu tersebut dalam realisasinya dapat berbagai macam karena adanya unsur-unsur sebagaimana dikemukakan di atas.

Minggu, 11 Maret 2012

7 tokoh sosiologi klasik


A. AUGUSTE COMTE
Memiliki nama panjang Isidore Marie Auguste François Xavier Comte. Comte lahir pada tanggal 19 Januari 1789 di kota Monpellier di Perancis Selatan, dari orang tua yang menjadi pegawai kerajaan dan penganut agama Katolik yang saleh. Auguste Comte mengharapkan bahwa segala sesuatu harus dibuktikan secara ilmiah atau empiris.
Perjalanan Hidup dan Karya Comte serta Pandangannya tentang Ilmu Pengetahuan. Auguste Comte adalah seseorang yang untuk pertama kali memunculkan istilah “sosiologi” untuk memberi nama pada satu kajian yang memfokuskan diri pada kehidupan sosial atau kemasyarakatan. Saat ini sosiologi menjadi suatu ilmu yang diakui untuk memahami masyarakat dan telah berkembang pesat sejalan dengan ilmu-ilmu lainnya. Dalam hal itu, Auguste Comte diakui sebagai “Bapak” dari sosiologi.
Auguste Comte pada dasarnya bukanlah orang akademisi yang hidup di dalam kampus. Perjalanannya di dalam menimba ilmu tersendat-sendat dan putus di tengah jalan. Berkat perkenalannya dengan Saint-Simon, sebagai sekretarisnya, pengetahuan Comte semakin terbuka, bahkan mampu mengkritisi pandangan-pandangan dari Saint-Simon. Pada dasarnya Auguste Comte adalah orang pintar, kritis, dan mampu hidup sederhana tetapi kehidupan sosial ekonominya dianggap kurang berhasil. Comte menganut agama Humanitas, dia terpengaruh oleh Laurence.
Sosial Statics Dan Sosial Dynamics
1.      Menurut Comte social static adalah suatu studi tentang hukum-hukum aksi dan reaksi antara bagian-bagian dari suatu sistem sosial.
Social Static merupakan bagian yang paling elementer dari ilmu sosiologi, namun bukan merupakan bagian yang paling penting dari studi mengenai sosiologi karena merupakan hasil dari suatu pertumbuhan. Inilah yang kemudian oleh Comte di definisikan sebagai teori mengenai perkembangan dan kemajuan masyarakat manusia.
2.      Atas dasar tingkat perkembangan intelegensi manusia yang lebih tinggi dari binatang munculah dalam sosial dynamics maka adanya perkembangan masyarakat melalui 3 tahap, yaitu:
a.       Tahap Theologies : segala sesuatu dikaitkan dengan yang supernatural. Ada tiga tahap yakni :
  • Fetheism : segala hal yang terjadi bersumber dari supernatural dan semua benda mempunyai kekuatan jiwa.
  • Polytheism : percaya akan banyaknya dewa dan dipengaruhi oleh animeisme dan dinamisme.
  • Monotheism : gejala-gegala alam berpusat pada kekuatan tunggal yakni Yuhan Yanga Maha Esa.
b.      Tahap Metaphisik : perantaa dari teologis ke positive.
c.       Tahap Positvistis/Rasional/Ilmiah : segala sesuatu dibuktikan dengan data empiris. Seorang ilmuan tidak boleh dipengaruhi emosionalnya.
B. EMILE DURKHEIM
Lahir di Epinal di propinsi Lorraine di Perancis Timur pada 15 April 1858. Collective Consiusness merupakan dasar dari setiap teori-teori Emile Durkeim. Durkheim wafat tanggal 15 November 1917. The Diivision of Labor in Society (1893); The Rules of Sociological Method (1895); Suicede (1897); The Elementari Form of Religious Life (1912)
Teori yang dikemikakan oleh Emile Durkheim:
1. Fakta Sosial (The Rule Of Sociological Method)
Yaitu seluruh cara bertindak yang umum dipakai suatu masyarakat dan pada saat yang sama keberadaannya terlepas dari manifestasi-manifestasi individu.
2. Teori Bunuh Diri (Suicide)
Durkheim memusatkan perhatiannya kepada 3 macam kesatuan sosial yang pokok di dalam masyarakat, yaitu:
  • Bunuh diri di dalam kesatuan agama: rasa ingin menjadi pahlawan.
  • Bunuh diri di dalam kesatuan keluarga: rasa kolektivitas besar.
  • Bunuh diri dalam kesatuan politik.
Jenis bunuh diri:
a.       Bunuh diri egoistis (egoistic suicide)
Yaitu bunuh diri yang dilakukan oleh seseorang yang tidak dapat menolak role expectation (peranan yang diharapkan dari dirinya oleh masyarakat).
b.      Bunuh diri altruistik (altruistic suicide)
Yaitu seseorang melakukan bunuh diri karena merasa dirinya menjadi beban masyarakat, dan merasa kepentingan masyarakat lebih tinggi dibandingkan kepentingannya.
c.       Bunuh diri anomik (anomic suicide)
Yaitu bunuh diri yang dilakukan akibat tidak adanya aturan yang mengatur pola sikapnya.
d.      Bunuh diri fatalistik (fatalistic suicide)
Bunuh diri yang disebabkan oleh keadaan putus asa ataupun pasrah pada keadaan disekitarnya. Jika integrasi lemah, bunuh diri naik. Namun, jika integrasi kuat, bunuh diri rendah.

3. Teori Solidaritas (The Division of Labour in Society)
a.       Solidaritas mekanis (tidak terspesialisasi), ada pada masyarakat tradisional.
b.      Solidaritas organis (mulai terspesialisasi), ada pada masyarakat modern.
Konsekuensi dari mekanis ke organis yaitu individualisme mulai muncul.

4. Teori Tentang Agama (The Elementary Froms of Religious Life)
Asal mula agama adalah dari masyarakat itu sendiri. Setiap masyarakat selalu membedakan mengenai hal-hal yang dianggap duniawiyah. Terhadap hal-hal yang dianggap suci manusia selalu membeda-bedakan dengan yang tidak dianggap suci.
Agama merupakan perwujudan dari Collective Consciousness sekalipun selalu ada perwujudan-perwujudan yang lain. Dua hal pokok dalam agama menurut beliau yakni apa yang disebut kepercayaan dan apa yang disebut ritus atau upacara-upacara. Kepercayaan adalah merupakan bentuk dari pikiran dan upacara-upacara atau ritus merupakan tindakan.

C. KARL MARX
Dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1818 di kota Trier di tepi sungai Rhine, beliau seorang keturunan orang borjuis. Namun, Marx dikenal sebagai penentang kaum borjuis. Buku Karl Marx yang  tentang pertentangan kelas. Kelas menurutàterkenal yaitu Das Kapital Marx adalah motor dari segala perubahan serta kemajuan. Hubungan sosial menurut Marx didasarkan posisi masing-masing terhadap sarana produksi.
Teori-teori Karl Marx:


a.       Teori Dialektika
Suatu pandangan mengenai pertentangan antara tesisi dan anti tesisi titik temunya akan membentuk tesis baru yang bertentangan begitu seterusnya atau pertentangan antara dus kelas yakni kelas yang memiliki dan menguasai alat produksi dan kelas yang tidak memiliki dan menguasai alat produksi, hal ini akan berjalan terus kalau belum terbentuk masyarakat utopia (masyarakat sosialis atau komunis).
b. Dinamika Perubahan Sosial
perubahan masyarakat melalui revolusioner dimulai dari:
a.       Tradisional/property: hunting and fishing
b.      Feodal : tanah sudah mengenal sewa
c.       Kapitalis : kapital majikan yang menguasai alat-alat produksi dengan buruh di lain pihak.
d.      Sosialis : yang mempunyai hak milik adalah negara (state). Suatu masa transisi menuju komunis. Pada tahap ini masih ada negara yang mengatur, maka muncul birokrasi rakyat atau dictator ploretariat setelah negara dilebur, maka munculah komunis.
e.       Komunis : cita-cita tidak mempunyai kuasa dan yang dikuasai. Masyarakat komunis melihat ini sebagai suatu ideology yang harus dilaksanakan. Komunis yang melahirkan masyarakat: tanpa kelas, tanpa milik, tanpa kekuasaan dan tanpa perbedaan
3. Teori Kelas
Yaitu sekelompok orang-orang yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama dalam organisasi produksi. Ada tiga kelas masyarakat menurut Marx yaitu:
a. Kelas pemilik tanah
b. Kelas pemilik modal
c. Kelas pekerja

4. Teori Alienasi
Bahwa kelangsungan hidup manusia serta pemenuhan kebutuhannya tergantung pada kegiatan produktif, dimana orang terlibat dalam mengubah lingkungan fisiknya tetapi sebagai konsekwensinya bahwa manusia harus menyesuaikan diri dengan produksinya itu yang membatasinya sebagai manusia walaupun manusialah yang menciptakan.
Empat unsur dasar alienasi:
a.                 Pekerja di dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari aktivitas produksi mereka.
b.                Pekerja tidak hanya teralienasi dari aktivitas produksi tetapi juga dari tujuan aktivitas tersebut/ produk.
c.                 Pekerja dalam kapitalisme teralienasi dari sesama pekerja.
d.                Pekerja dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari potensi kemanusian mereka sendiri.

D. MAX WEBER
Weber adalah seorang sosiolog yang ahli kebudayaan, ahli politik, hukum, bahkan ekonomi. Weber merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara, lahir pada tanggal 21 April 1864 di Erfurt Jerman. Ia meninggal dunia pada 14 Juni 1920 ketika mengerjakan karya terpentingnya yakni Economy and Society. Dari sekian banyak karyanya yang termasyur antara lain: Wirtschaft und Gessellschaft; Gesammelte Aufsatze zur Wissenschaftlehre. Karyanya yang paling fenomenal yakni Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism.
Teori yang dikemukakan oleh Weber adalah kelas dan status,  kekuasaan, dan rasionalitas.


1. Tindakan Sosial
Beliau menganggap sosiologi adalah suatu ilmu yang berusaha memahami tindakan-tindakan sosial dengan menguraikannya dengan menerangkan sebab-sebab tindakan tersebut. Weber memisahkan empat tindakan sosial di dalam sosiologinya, yaitu apa yang disebutnya dengan:
a.       Rasional instrumental (zweck rational) yakni tindakan sosial yang menyandarkan diri pada pertimbangan-pertimbangan manusia yang rasional ketika menanggapi lingkungan eksternalnya.
b.      Rasional berorientasi nilai (wert rational) yakni suatu tindakan sosial yang menyandarkan diri pada suatu nilai-nilai absolut tertentu.
c.       Afektif/ affectual: yaitu suatu tindakan sosial yang timbul karena doronan atau motivasi yang sifatnya emosional.
d.      Tradisional yaitu tindakan yang didorong dan berorientasi kepada tradisi masa lampau.
2. Teori Kekuasaan dan Wewenang
Kekuasaan menurut weber adalah kemampuan untuk memaksakan kehendak meskipun sebenarnya mendapat tentangan atau tantangan dari orang lain.
Tiga jenis legitimasi atau wewenang menurut Weber:
a.       Wewenang tradisional
Berlandas pada kepercayaan yang mapan terhadap kekudusan, tradisi zaman, serta legitimasi status berdasarkan otoritas.
b.      Wewenang kharismatik
Mutu luar biasa yang dimiliki seseorang dan tidak dimiliki oleh orang lain.


c.       Wewenang rasional – legal
Berdasar pada komitmen terhadap seperangkat aturan yang diundangkan secara resmi dan diatur secara impersonal (resmi dan umum).
3. Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme
Dimana weber meneliti berbagai agama yang ada di dunia dan menemukan sebuah kesamaan dimana keluarga atau negara yang mayoritas memeluk agama Protestan memiliki konsep hidup hemat dan cenderung menjadi lebih kaya dari pada negara yang mayoritas memiliki agama lain. Di awal periode  kapitalisme, agen terpenting adalah orang protestan. Dan ini diteliti oleh Max Weber  khususnya dalam penggerak kapitalisme, yang salah satunya adalah keyakinan agama mereka yang mengahsilkan motivasi aktivitas pro kapitalis yang berorientasi pada kehidupan duniawi.
.
E. GEORG SIMMEL
Lahir tahun 1858 di pusat kota Berlin, ayahnya seorang pedagang Yahudi kaya. Simmel menerima gelar doctor dari Universitas Berlin tahun 1881 dan mulai mengajar di sana tahun 1885. Selama lima belas tahun dia tetap sebagai dosen-privat (privatdozent, yakni dosen yang tidak dibayar yang gajinya berdasarkan pembayaran mahasiswa). Kemudian dia menerima gelar “Profesor Luar Biasa”, tetapi hanya merupakan kehormatan belaka tanpa kompensasi uang. Simmel akhirnya meninggalkan Universitas Berlin tahun 1914, untuk menerima posisi sebagai profesor penuh pada Universitas Strasbourg, namun malang kehidupan akademisnya segera terhenti karena pecah perang.
Karya atau pemikiran-pemikiran Simmel terpengaruh dari beberapa tokoh. Dalam karyanya On Social Differentiation, Simmel terpengaruh dari model evolusi Spencer. Pembedaan Simmel antara bentuk dan isi terpengaruh pada Filsafat Kant, yaitu seorang ahli filsafat dari Jerman. Pemikiran dialektis yang dikemukakan Simmel merupakan pengaruh analisa dialektik dari Hegel.
Teori-teori Simmel yaitu:
a. Pemikiran Dialektis.
Yaitu suatu pemikiran dimana individu memiliki hubungan yang bersifat dualistis. Disatu pihak dia merupakan anggota masyarakat dan disosialisasikan di dalam masyarakat tersebut, tetapi pada waktu yang sama dia juga menentang masyarakat itu sendiri. Pemikiran Dialektik merupakan salah satu teori Simmel yang paling terkenal.
b. Interaksi Sosial.
Simmel mencoba membedakan bentuk dan isi dari interaksi. Bentuk yang dibedakan dari isinya disebut Sosiabilita. Selain sosiabilita, Simmel juga membedakan tentang Superordinasi dan Subordinasi.
Tiga wilayah masalah dalam sosiologi menurut Simmel yaitu:
a.       Sosiologi murni, tentang variabel-variabel sosialisasi dan interaksi.
b.      Sosiologi umum yang membahas produk sosial dan cultural.
c.       Sosiologi filosofis.

F. HERBERT SPENCER
Dilahirkan di kota Derby Inggris pada 27 April 1820 dan meninggal pada tahun 1930. Spencer membagi masyarakat menjadi dua tipe yaitu masyarakat industri dan masyarakat militer. Herbert terpengaruh oleh teori Darwinisme hingga munculah teori Darwinisme Sosial atas perkenalan Spencer dengan istilah Survival of the Fittest.
1. Teori Darwinisme Sosial (perkembangan masyarakat) :
a.          Struggule of life
b.      Survival of the vitaes; bagaimana masyarakat dapat bertahan dari tantangan dan situasi.
c.          Natural selection; adanya seleksi alam
d.      Progress
Dalam perkembangannya dalam masyarakat terjadilah empat tahap dalam proses penggabungan teori:
a.       Penggandaan (penambahan)
b.      Kompleksifikasi
c.       Pembagian/ diferensiasi
d.      Pengintegrasian
2. Kebenaran Universal
a.          Adanya materi yang dapat rusak
b.      Adanya kesinambungan gerak
c.          Adanya tenaga dan kekuatan yang terus menerus.

G. FERDINAND TONNIES
Ferdinand Tonnies lahir pada tahun 1855 dan wafat pada tahun 1936. Ia merupakan salah seorang sosiolog Jerman yang turut membangun institusi terbesar yang sangat berperan dalam sosiologi Jerman. Ferdinand Tonnies memiliki berbagai karya diantaranya Gemeinschaft dan Gesellschaft (yang dipublikasikan pertamakali pada tahun 1887)
1. Teori Masyarakat
a.          Zweckwille, yaitu kemauan rasional yang hendak mencapai suatu tujuan. Zweckwille, apabila orang hendak mencapai suatu tujuan tertentu dan mengambil tujuan rasional kearah itu. Lebih menonjol di kalangan pedagang, ilmuwan dan pejabat-pejabat umumnya orang tua yang bersikap lebih rasional dan berkepala dingin daripada orang muda.
b.      Kurwille, yaitu dorongan batin berupa perasaan. Triebwille bersumber pada selera perasaan, kecenderungan psikis, kebutuhan biotis, tradisi atau keyakinan orang. paling menonjol dikalangan petani, orang seniman, rakyat sederhana, khususnya wanita dan generasi muda.
2. Gemeinschaft dan Gesselchaft
a.         Teori Gemeinschaft (paguyuban)
Merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal.
b.      Teori Gesselschaft (patembayan)
Merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin.
3. Teori evolusi tanpa kemajuan
Evolusi terjadi secara berlawanan dengan kebutuhan manusia, lebih menuju kearah memperburuk ketimbang meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
4. Teori nilai
Menurut Tonnies, “Kehidupan bersama berasal dari kemauan manusia.” tentang bagaimana etika yang ada dalam masyarakat dan bagaimana estetika yang di hargai